Pada
bulan Desember 2020 Kota Singaraja tercatat mengalami inflasi setinggi
1,08 persen dengan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar 2018=100) sebesar
106,20. Tingkat inflasi tahun kalender Desember 2020 tercatat setinggi
2,48 persen sama dengan tingkat inflasi tahun ke tahun (Desember 2020
terhadap Desember 2019 atau YoY) tercatat setinggi 2,48 persen.
Enam
kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi (m to m) yaitu kelompok
I (makanan, minuman, dan tembakau) setinggi 2,86 persen; kelompok IV
(perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga) setinggi
1,64 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,56 persen; kelompok III
(perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga) setinggi 0,08
persen; kelompok II (pakaian dan alas kaki) setinggi 0,04 persen;
kelompok VI (transportasi) setinggi 0,03 persen. Sementara itu, dua
kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi yaitu, kelompok XI
(perawatan pribadi dan jasa lainnya) sedalam -0,29 persen; dan kelompok
VII (informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam -0,23 persen.
Tiga kelompok pengeluaran lainnya tercatat tidak mengalami perubahan
indeks atau stagnan yaitu, kelompok VIII (rekreasi, olahraga, dan
budaya), kelompok IX (pendidikan) dan kelompok X (penyediaan makanan dan
minuman/ restoran).
Komoditas
yang tercatat memberikan sumbangan inflasi pada bulan Desember 2020
antara lain cabai rawit, daging ayam ras, cabai merah, canang sari,
telur ayam ras, daging babi, bawang merah, dan tomat.
Dari
90 kota IHK, tercatat 87 kota mengalami inflasi dan 3 kota mengalami
deflasi. Inflasi tertinggi tercatat di Gunungsitoli (Sumatera Utara)
setinggi 1,87 persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Tanjung
Selor (Kalimantan Utara) setinggi 0,05 persen. Sementara itu, deflasi
terdalam tercatat di Luwuk (Sulawesi Tengah) sedalam -0,26 persen
sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Ambon (Maluku) sedalam -0,07
persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati
urutan ke-8 dari 87 kota yang mengalami inflasi.