Pada bulan
November 2019 Kota Denpasar tercatat mengalami deflasi sedalam -0,01 persen
dengan Indeks Harga Konsumen (IHK 2012=100) sebesar 133,54. Tingkat inflasi
tahun kalender November 2019 tercatat setinggi 1,55 persen sedangkan tingkat
inflasi tahun ke tahun (November 2019 terhadap November 2018 atau YoY) tercatat
setinggi 2,34 persen.
Tiga
kelompok pengeluaran tercatat mengalami deflasi (m to m) yaitu kelompok VII
(transpor, komunikasi, dan jasa keuangan) sedalam -0,49 persen; kelompok IV
(sandang) sedalam -0,26 persen; dan kelompok I (bahan makanan) sedalam -0,10
persen. Sementara itu, empat kelompok pengeluaran tercatat mengalami inflasi
yaitu kelompok III (perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar) setinggi
0,29 persen; kelompok V (kesehatan) setinggi 0,18 persen; kelompok II (makanan
jadi, minuman, rokok, dan tembakau) setinggi 0,09 persen; dan kelompok VI
(pendidikan, rekreasi, dan olahraga) setinggi 0,07 persen.
Komoditas
yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi pada bulan November 2019
antara lain, tarif angkutan udara, cabai rawit, cabai merah, pindang tongkol,
ikan tongkol, cumi-cumi, telur ayam ras, sandal karet, apel dan udang basah.
Dari 82
kota IHK, tercatat 25 kota mengalami deflasi dan 57 kota mengalami inflasi.
Deflasi terdalam tercatat di Kota Tanjung Pandan (Bangkal Belitung) sedalam
-1,06 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Kota Batam (Kepulauan
Riau) dan Kota Denpasar (Bali) masing-masing sedalam -0,01 persen. Sementara
itu, inflasi tertinggi tercatat di Kota Manado (Sulawesi Utara) setinggi 3,30
persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Malang (Jawa Timur) setinggi
0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Denpasar menempati
urutan ke-24 dari 25 kota yang mengalami deflasi.