Pada bulan Mei 2020 Kota Denpasar tercatat mengalami deflasi sedalam -0,10
persen yang ditunjukkan dengan penurunan Indeks Harga Konsumen (tahun dasar
2018=100) dari 104,42 pada April 2020 menjadi 104,32 pada Mei 2020. Sementara
itu, tingkat inflasi tahun berjalan Mei 2020 dan tingkat inflasi tahun ke tahun
(Mei 2020 terhadap Mei 2019 atau YoY) tercatat masing-masing setinggi 0,65
persen dan 2,05 persen.
Dari sebelas kelompok pengeluaran, empat kelompok pengeluaran tercatat
mengalami deflasi yaitu kelompok XI (perawatan pribadi dan jasa lainnya)
sedalam -1,90 persen; kelompok IV (perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan
rutin rumah tangga) sedalam -1,85 persen; kelompok I (makanan, minuman, dan
tembakau) sedalam -0,78 persen; dan kelompok II (pakaian dan alas kaki) sedalam
-0,25 persen. Sementara itu, tiga kelompok pengeluaran tercatat mengalami
inflasi yaitu kelompok VI (transportasi) setinggi 2,89 persen; kelompok VII
(informasi, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,44 persen; dan kelompok
III (perumahan, air, listrik, gas, dan bahan bakar lainnya) setinggi 0,01
persen. Empat kelompok pengeluaran tercatat tidak mengalami perubahan indeks
atau stagnan yaitu kelompok V (kesehatan); kelompok VIII (rekreasi, olahraga,
dan budaya); kelompok IX (pendidikan); dan kelompok X (penyediaan makanan dan
minuman/restoran).
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau sumbangan deflasi pada bulan
Mei 2020 antara lain, canang sari, cabai rawit, pindang tongkol, pasta gigi,
bawang putih, biskuit, emas perhiasan, lipstik, telur ayam ras, dan pembalut
wanita.
Dari 90 kota IHK, tercatat 23 kota mengalami deflasi
dan 67 kota mengalami inflasi. Deflasi terdalam tercatat di Kota Luwuk
(Sulawesi Tengah) sedalam -0,39 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di
Kota Manado (Sulawesi Utara) sedalam -0,01 persen. Sementara itu, inflasi
tertinggi tercatat di Kota Tanjung Pandan (Bangka Belitung) setinggi 1,20
persen sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Tanjung Pinang (Kepulauan
Riau), Kota Bogor (Jawa Barat), dan Kota Madiun (Jawa Timur) masing-masing
setinggi 0,01 persen. Jika diurutkan dari deflasi terdalam, maka Denpasar
menempati urutan ke-14 dari 23 kota yang mengalami deflasi.