Rasio Gini atau koefisien adalah alat mengukur derajat
ketidakmerataan distribusi penduduk. Untuk mengukur
ketimpangan/kesenjangan pengeluaran penduduk, BPS menggunakan indikator
Gini Ratio dan distribusi pengeluaran menurut World Bank.
Berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Provinsi Bali bahwa Gini Ratio
di Kabupaten Badung mengalami peningkatan dari 0,32 pada tahun 2017
menjadi 0,34 pada tahun 2018. Hal ini menunjukkan
bahwa ada kecenderungan terjadinya peningkatan kesenjangan distribusi
pendapatan di kalangan masyarakat di Kabupaten Badung.
Pemerintah daerah Kabupaten Badung mengkhawatirkan tingkat kesenjangan
yang lebih tinggi, yang tentunya tidak sesuai dengan tujuan dari
kebijakan/pembangunan di Kabupaten Badung selama ini. Berkaitan dengan
hal tersebut dilaksanakan Sidang Majelis Pertimbangan Kelitbangan
Kabupaten Badung yang diselenggarakan di Universitas Udayana pada hari
Rabu, 7 Agustus 2019.
Dalam acara ini, Kepala BPS Kabupaten
Badung Ir. Ni Putu Minarni S.,MMA menjelaskan fenomena kenaikan Gini
ratio Kabupaten Badung. Persentase kemiskinan di Kabupaten Badung
mengalami penurunan yang cukup tinggi dari 2,06 di tahun 2017 menjadi
1,98 di tahun 2018, hal ini tidak terlepas dari konsennya Pemerintah
Kabupaten Badung dalam pengentasan kemiskinan. Banyak anggaran dan
program pengentasan kemiskinan yang digelontorkan di Kabupaten Badung.
Jika melihat karakteristik pengeluaran penduduk Kabupaten Badung,
terlihat terjadi peningkatan rata-rata pengeluaran pada setiap kelompok
desil pengeluaran, Akan tetapi peningkatan pengeluaran kelompok terbawah
dan kelompok teratas tidak sejalan, kalaupun melihan perbedaan
pengeluaran kelompok desil tersebut terlihat kelompok atas
pengeluarannya berkisar 5jutaan, sedangkan kelompok terbawah sekitar 1
jutaan.
Ketimpangan pendapatan penduduk biasanya dihitung dengan
pendekatan Gini ratio dan ketimpangan kriteria World Bank. Gini ratio
Kabupaten Badung tercatat mengalami kenaikan sebesar 0,020 poin
dibandingkan 2017. Tercatat dari 0,319 di tahun 2017 menjadi 0,339 di
tahun 2018. Jika dikaitkan dengan pola pengeluaran penduduk Kabupaten
Badung, tergambar hal yang sejalan terlihat peningkatan pengeluaran
penduduk kelompok bawah tidak sebanding dengan peningkatan pengeluaran
kelompok atas. Jika dilihat kelompok pengeluaran World Bank tercatat
kelompok pengeluaran penduduk 40% terbawah mengalami penurunan dibanding
tahun 2017, dan terjadi peningkatan pada kelompok 20% teratas. Hal ini
akan membuat semakin lebar pengeluaran penduduk teratas dan terbawah.