Pada bulan November 2019 Kota Singaraja
tercatat mengalami inflasi setinggi 0,22 persen dengan Indeks Harga Konsumen
(IHK 2012=100) sebesar 145,34. Tingkat inflasi tahun kalender tercatat 2,15
persen dan tingkat inflasi tahun ke tahun (November 2019 terhadap November 2018
atau YoY) tercatat setinggi 3,01 persen.
Inflasi (m to m) ditunjukkan oleh meningkatnya
indeks pada lima kelompok pengeluaran yaitu kelompok V (kesehatan) setinggi
0,52 persen; kelompok I (bahan makanan) setinggi 0,42 persen; kelompok VII
(transpor, komunikasi, dan jasa keuangan) setinggi 0,24 persen; kelompok II
(makanan jadi, minuman, rokok dan tembakau) setinggi 0,22 persen; kelompok IV
(sandang) setinggi 0,12 persen; serta kelompok III (perumahan, air, listrik,
dan bahan bakar) setinggi 0,02 persen. Sedangkan untuk kelompok VI (pendidikan,
rekreasi, dan olahraga) tidak mengalami perubahan indeks namun pada
subkelompoknya ada yang mengalami inflasi dan deflasi.
Komoditas yang tercatat memberikan andil atau
sumbangan inflasi pada bulan November 2019 antara lain daging ayam ras, buncis,
ketimun, bawang merah, rokok kretek, tomat sayur, minyak goreng, pisang, bahan
pelumas/oli, bawang putih, air kemasan, dan bayam.
Dari 82
kota IHK, tercatat 57 kota mengalami inflasi dan 25 kota mengalami deflasi.
inflasi tertinggi tercatat di Kota Manado (Sulawesi Utara) setinggi 3,30 persen
sedangkan inflasi terendah tercatat di Kota Malang (Jawa Timur) setinggi 0,01
persen. Sementara itu, deflasi terdalam tercatat di Kota Tanjung Pandan (Bangka
Belitung) sedalam -1,06 persen sedangkan deflasi terdangkal tercatat di Kota
Denpasar (Bali) dan Kota Batam (Kepulauan Riau) masing-masing sedalam -0,01
persen. Jika diurutkan dari inflasi tertinggi, maka Singaraja menempati urutan
ke-37 dari 57 kota yang mengalami inflasi.